Donor Darah 475 Kali, Pecahkan Rekor MURI

Donor Darah 475 Kali, Pecahkan Rekor MURI

\"DONOR

MARYONO Yapi SE (63), pensiunan PNS Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bengkulu ini patut diapreasiasi. Ditengah usianya yang telah lanjut, ia masih tetap konsisten untuk menyumbangkan darahnya. Terhitung talah 475 kali darah segarnya didonorkan secara ikhlas. Akibat dari sumbangsihnya itu, ia memecahkan rekor di Museum Rekor Dunia-Indonesia --sebelumnya Museum Rekor Indonesia-- (MURI).

Sebagian orang, donor darah menjadi hal yang menakutkan. Padahal sebenarnya donor daerah sangat baik untuk kesehatan, ketika rutin melakukannya. Bukan hanya kesehatan, amal jariyah juga pasti didapatkan. Begitulah yang dilakukan Maryono, ia mendonorkan darahnya berkali-kali, bahkan rutin dalam setiap bulannya.

Warga Jalan Kebun Veteran VII Nomor 39 RT 17 RW 02 Kelurahan Nusa Indah Kota Bengkulu ini telah menyumbangkan darahnya sebanyak 475 kali.

Mantan Sekretaris Persatuan Donor Darah Indonesia (PDDI) Cabang Bengkulu ini menceritakan awal ia pertama kali mendonorkan darahnya. \"Saya pertama kali rutin melakukan donor daerah ini sejak tahun 1972 hingga tahun 2016 ini. Dari data PMI, tercatat 475 kali saya mendonorkan daerah,\" ujar Maryono dengan badan yang telihat gemuk ini.

Tak ada hal yang mempengaruhi kondisi tubuh lelaki yang hobi bercanda ini. Tubuhnya masih terlihat segar, walapun usianya sudah beranjak 63 tahun. Rasa takut tak sedikitpun terlitas dipikiran Maryono. Sangking semangatnya, dalam satu bulan pernah dua kali darahnya yang bergolongan B didonorkan. Padahal secara medis, donor darah dianjurkan 3 bulan sekeli, agar kondisi badan tetap dapat stabil. \"Kenapa harus takut, ini juga untuk kesembuhan orang lain. Karena setetes darah kita sangat bermanfaat untuk orang lain,\" ungkapnya.

Alasannya kuat untuk tetap rutin mendonorkan daerahnya, karena baginya ketikan makannya yang dikonsumsinya bergizi, maka tidak ada hal untuk ditakutkan. Saat ditanya pernah sakit? Ia mengaku jarang sakit, apalagi masuk rumah sakit. Kalupun pun sakit, hanya masuk angin dan obat kerik tradisional sudah menjadi hal yang tak asing.

\"Pernah saya masuk rumah sakit, tapi pas saya kecelakaan di jalan,\" kata Maryono sembari bercanda.

Guna menunjang semangatnya mendonorkan darah, Maryono selalu menempatkan obat dan vitamin di dalam kulkas yang letaknya antara dapur dan ruang keluarga rumahnya tersebut. Maryono mengaku, jika tidak dibantu dengan obat dan vitamin penambah daerah, maka sulit untuk rutin donor daerah.

\"Obat itu penting, tidak apa-apa kalaupun saya harus mengeluarkan uang untuk beli obat, yang penting darah saya bisa membantu orang lain,\" ujarnya sembari memperlihatkan obat-obatan yang sering ia konsumsi.

Dari hasil donor darahnya tersebut, Maryono pun berkali-kali mendapatkan penghargaan dari PMI. Bahkan Presiden Indonesia yang kedua, Soeharto pernah memberikannya dua kali penghargaan langsung di Istana Negara, pada tahun 1985 dan 1990. Tak hanya itu, pada tahun 2007 mantan Gubernur Bengkulu, Agusrin M Najamudin juga pernah memberikanya penghargaan langsung. Berikut Bupati Bengkulu Tengah Ferry Ramli pada tahun 2013 juga berkesempatan memberikan penghargaan atas keikhlasannya mendonorkan darahnya ini.

\"Pak Soeharto dulu sudah dua kali memberikan saya penghargaan. Piagamnya masih saya simpan semua dan itu membuat saya semakin semangat untuk mengikhlaskan daerah saya untuk orang lain,\" terang Maryono sembari memperlihatkan piagam dari Presiden tersebut.

Ketika mengetahui upayanya mendonorkan darah sebanyak 475 kali masuk rekor MURI, hal itu menurutnya bagaikan mimpi yang terpendam. Sebab itu ia berharap warga dan Pemerintah Provinsi Bengkulu mendukungnya mendatangkan Jaya Suprana selaku pendiri MURI ke Bengkulu.

\"Harapan saya, agar masyarat dan Pemerintah Provinsi Bengkulu dapat mendukung sepenuhnya untuk mendatangkan Bapak Jaya Suprana ke Bengkulu supaya rekor MURI ini bisa kita dapatkan,\" harapnya.(Eko Putra Membara)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: